انجمن راهنمایان محلی
لیست رستوران با پذیرایی مجلل های شهر جاکارتای جنوبی,اندونزی به همراه نظرات
بهترین رستوران با پذیرایی مجلل ها در شهر شهر جاکارتای جنوبی
محبوب ترین رستوران با پذیرایی مجلل ها در شهر جاکارتای جنوبی از نظر کاربران
نظرات
Cozy place.. also good they have a live music. But for me, the room is small and the hallway too dark at night. So i cant see the room number.
Resto mewah dengan makanan yang mamamia lezatos. Pokoknya bikin dinner makin romantis deh...
Pelayanannya juga sangat bagus jadi gak nyesel makan disini kan beb... 😊
Pelayanannya juga sangat bagus jadi gak nyesel makan disini kan beb... 😊
Menu nya enak enak dan minuman nya juga, terus untuk tempat sangat nyaman untuk kumpul keluarga serta pelayanan ramah
menu juga ya enak, tempatnya nyaman, pilihan menu dan minumnya juga banyak. Cocok untuk santai dengan keluarga.Tempat makan eksklusif untuk kalangan menegah ke atas. Karena harganya juga cukup mahal. Penyajiannya yang cukup membuat kesan mewah. Instagramable bgt.
Quite a fun experience and delicious food. Desserts were the highlight.
Visited in Jan 2024
Overall, it was a great 10/10 dining experience at Namaaz Dining. Fantastic and flavourful food coupled with very interesting ‘games’ and ‘gimmicks’ for a few courses which made the dinner a fun & fine dining experience.
There is just one 17 course menu which takes you on a beautiful journey of Indonesian and Southeast flavours & tastes. Every course was well presented and explained. The dinner is well paced and you do not feel hurried up and full.
Service is really good. The restaurant was able to cater to a certain allergy I have by replacing certain ingredients in a couple of dishes.
There is no drinks menu and people seemed to bring their own which the restaurant can serve you - not sure if there is a corkage fee.
All in all, this restaurant is a must visit if you’re in Jakarta. A 100% recommendation.
Overall, it was a great 10/10 dining experience at Namaaz Dining. Fantastic and flavourful food coupled with very interesting ‘games’ and ‘gimmicks’ for a few courses which made the dinner a fun & fine dining experience.
There is just one 17 course menu which takes you on a beautiful journey of Indonesian and Southeast flavours & tastes. Every course was well presented and explained. The dinner is well paced and you do not feel hurried up and full.
Service is really good. The restaurant was able to cater to a certain allergy I have by replacing certain ingredients in a couple of dishes.
There is no drinks menu and people seemed to bring their own which the restaurant can serve you - not sure if there is a corkage fee.
All in all, this restaurant is a must visit if you’re in Jakarta. A 100% recommendation.
Get ready for a lot of pics and videos!
Indulged in a 17-course dinner (my highest number so far) totaling around 1.2 million.
This venue offers a concept known as "Fun Dining," providing an exceptionally unique experience with mini games interspersed between courses. What makes it stand out is the use of local Indonesian ingredients in crafting their dishes, adding an extra layer of authenticity and flavor.
Recommended for the one of a kind experience!
Indulged in a 17-course dinner (my highest number so far) totaling around 1.2 million.
This venue offers a concept known as "Fun Dining," providing an exceptionally unique experience with mini games interspersed between courses. What makes it stand out is the use of local Indonesian ingredients in crafting their dishes, adding an extra layer of authenticity and flavor.
Recommended for the one of a kind experience!
Had so much fun dining here to experience Indonesian molecular gastronomy. The courses were interactive and full of surprises. The food taste pretty good and was filling. Booked a few weeks in advance and when I went there it was a full house.
Okee
Tempat makannya keren,menu juga ya enak,tempatnya nyaman,pilihan menu dan minumnya juga banyak. Cocok untuk santai dengan keluarga atau sedang bersama teman kantor. Nice palace. Tempat makan eksklusif untuk kalangan menegah ke atas. Karena harganya juga cukup mahal. Penyajiannya yang cukup membuat kesan mewah. Instagramable cocok yang mau foto foto. Lokasi elit di Jakarta. Ada ruang VVIP yang bisa muat 20 orang. Tempat suprer nyaman dan enak banget. Makanan dimasak oleh Cheft yang sudah berpengalaman. Semua menu ala carte ada Western dan Indonesian food. Bersih,tenang dan menyenangkan. Untuk breakfast juga ada . Lunch selalu rame untuk jam makan siang orang kantoran. Dinner juga rame untuk makan malam bersama keluarga atau pasangan yang lagi menikmati makan malam. Harga termasuk agak mahal untuk kalangan bawah hanya cocok untuk kalangan menegah. Penyajian makannya cukup mewah ditata rapi di piring. Seperti gambar di bawah
I always has wanna visit here whenever I passed this street. The exterior of this restaurant is absolutely taking my eyes, which is so different from other buildings. Once get inside, I saw the high and so gorgeous interior. My friends told me that it's better to go at lunch time for brunch, but I think evening time is much better.
all food I had were nice and service was good too. especially I liked the light -mood.
will visit again.
all food I had were nice and service was good too. especially I liked the light -mood.
will visit again.
HOSPITALITY
Pramusaji membuka pintu menyambut kami dan mengantar ke ruang tamu untuk memilih meja. Kami menanyakan meja yang bisa merokok. Pramusaji mengatakan bahwa meja merokok ada di teras dan halaman belakang, namun untuk makan tetap di area utama.
Setelah kami duduk, pramusaji dengan cepat menyiapkan serbet, melipatnya sebelum diletakkan di pangkuan kami dan memberikan menu.
Kami mendapat minuman penyambut, wedang secang, disusul kudapan berupa kerupuk terdiri dari 4 rasa: cumi, ikan, bayam, dan kluwek.
Kami memilih pembuka Soup Arsik Gindara. Hidangan utama Ayam Goreng Nusa dan Daging Masak Merah dengan dilengkapi nasi organik. Penutupnya kami pesan Es Goyobot Platter.
Sekitar 15 menit dari order, salah satu pramusaji mengantarkan asbak (kami akhirnya menunggu di halaman belakang) sambil memberitahu bahwa Arsik habis. Pemberitahuan ini tergolong lama. kami pilih Karabu Dendeng.
Karena sajian pembuka terlambat diberitahu, yang datang duluan adlh sajian utama. Urutan menu jadi berantakan: sajian pembuka kami makan setelah sajian utama, kecuali kami berkenan mendiamkan sajian utama sampai dendeng keluar. Ketika sajian utama hampir selesai, muncullah sajian pengacau itu. Setengah perjalanan menyantap pembuka yg bukan pembuka itu, kami meminta Es Goyobot Platter utk dikeluarkan.
Entah grogi atau kurang sigap, setiap course diantar, piring hidangan sebelumnya perlu kami pinta utk diangkat.
Setiap mengantarkan menu, pramusaji bercerita soal sajian dengan intonasi bicara yg sudah dilatih. Kami berusaha menyimak, tapi terlalu cepat. Kami meminta utk diulang lebih pelan. Pramusaji tersenyum dan berusaha melambatkan narasi ketika mengulang. Narasinya membuat kami jadi penasaran. Misalnya, daging ini dimasak dengan 23 bumbu. Kami bertanya apa boleh tahu apa saja 23 bumbu itu. Karena pramusaji tak hafal, ia menawarkan apa kami berkenan utk tur dapur? Nanti chef Nusa akan membantu menjelaskan. Tawaran menarik.
Selesai tur dapur, lalu menyelesaikan tagihan, kami segera pulang. Pekerja memberikan ucapan terima kasih dan mengantar kami keluar.
MAKANAN
Wedang secang, disajikan dingin dgn alasan agar tidak strong. Rasa kerupuk menarik. Dari 4 rasa yg ditawarkan, kerupuk cumi yang menonjol. Sisanya malu-malu rasanya.
Sajian utama Daging Masak Merah, meski menggunakan 23 bumbu rempah Indonesia, tingkat merempahnya tidak terlalu kuat dan juga tidak pedas-mengkaramel seperti di Aceh (kami pernah mencoba sajian serupa di Aceh, tp dgn daging rusa). Daging pulen. Kami belah dgn menarik menggunakan sendok, daging mudah terbagi. Bumbu meresap ke lapisan daging.
Ayam goreng nusa, dimasak dgn cara sous vide, lalu digoreng selama 2 jam, dipugas dengan kremes dan daun kari. Disajikan dgn sambal terasi dan balado yg dipisah. Kedua sambalnya tidak pedas, utk terasinya cukup kuat meski tidak menyengat. Tekstur daging ayam pulen dan tidak berair dalamnya. Mudah dibelah dgn sendok. Lapisan kulit plus kremes jg mudah terpisah. Daging gurih.
Nasi menggunakan beras merah organik dari Kalimantan.
Sajian pembuka, Karabu Dendeng, menggunakan daging dr Bali yang diternak secara liar. Tingkat kematangan medium(-rare). Sajian ini meninggalkan kesan: dibilang dendeng tp kayak steak, dibilang steak tapi kayak dendeng. Utk ukuran daging lokal, dagingnya pulen, meski membelah dgn sendok butuh sedikit tambahan upaya.
Sajian penutup. Goyobot terdiri dari lapisan: cokelat daun suji, mousse alpukat, goyobot dan dipugas susu kental manis yang dibekukan. Dilengkapi dengan bolu ketan item, sagu mutiara, gelato gula merah, dan saus nangka. Ide sajian genial.
OVERALL
Sajiannya disesuaikan dgn lidah ekspat sehingga banyak rempah yg harusnya kuat menjadi tidak kuat. Resto ini tampaknya masih ragu utk menunjukkan kekuatan rempah Indonesia.
Meski pelayanan tergolong di atas rata-rata jika dibanding dgn resto fine dining lain (yang pernah kami coba), ketidakcekatannya membuat urutan menu kami jadi berantakan. Tp, krna para pekerja ramah semua, dan gestur melayaninya baik, kekurangan mereka tidak memberikan kesan negatif.
Pramusaji membuka pintu menyambut kami dan mengantar ke ruang tamu untuk memilih meja. Kami menanyakan meja yang bisa merokok. Pramusaji mengatakan bahwa meja merokok ada di teras dan halaman belakang, namun untuk makan tetap di area utama.
Setelah kami duduk, pramusaji dengan cepat menyiapkan serbet, melipatnya sebelum diletakkan di pangkuan kami dan memberikan menu.
Kami mendapat minuman penyambut, wedang secang, disusul kudapan berupa kerupuk terdiri dari 4 rasa: cumi, ikan, bayam, dan kluwek.
Kami memilih pembuka Soup Arsik Gindara. Hidangan utama Ayam Goreng Nusa dan Daging Masak Merah dengan dilengkapi nasi organik. Penutupnya kami pesan Es Goyobot Platter.
Sekitar 15 menit dari order, salah satu pramusaji mengantarkan asbak (kami akhirnya menunggu di halaman belakang) sambil memberitahu bahwa Arsik habis. Pemberitahuan ini tergolong lama. kami pilih Karabu Dendeng.
Karena sajian pembuka terlambat diberitahu, yang datang duluan adlh sajian utama. Urutan menu jadi berantakan: sajian pembuka kami makan setelah sajian utama, kecuali kami berkenan mendiamkan sajian utama sampai dendeng keluar. Ketika sajian utama hampir selesai, muncullah sajian pengacau itu. Setengah perjalanan menyantap pembuka yg bukan pembuka itu, kami meminta Es Goyobot Platter utk dikeluarkan.
Entah grogi atau kurang sigap, setiap course diantar, piring hidangan sebelumnya perlu kami pinta utk diangkat.
Setiap mengantarkan menu, pramusaji bercerita soal sajian dengan intonasi bicara yg sudah dilatih. Kami berusaha menyimak, tapi terlalu cepat. Kami meminta utk diulang lebih pelan. Pramusaji tersenyum dan berusaha melambatkan narasi ketika mengulang. Narasinya membuat kami jadi penasaran. Misalnya, daging ini dimasak dengan 23 bumbu. Kami bertanya apa boleh tahu apa saja 23 bumbu itu. Karena pramusaji tak hafal, ia menawarkan apa kami berkenan utk tur dapur? Nanti chef Nusa akan membantu menjelaskan. Tawaran menarik.
Selesai tur dapur, lalu menyelesaikan tagihan, kami segera pulang. Pekerja memberikan ucapan terima kasih dan mengantar kami keluar.
MAKANAN
Wedang secang, disajikan dingin dgn alasan agar tidak strong. Rasa kerupuk menarik. Dari 4 rasa yg ditawarkan, kerupuk cumi yang menonjol. Sisanya malu-malu rasanya.
Sajian utama Daging Masak Merah, meski menggunakan 23 bumbu rempah Indonesia, tingkat merempahnya tidak terlalu kuat dan juga tidak pedas-mengkaramel seperti di Aceh (kami pernah mencoba sajian serupa di Aceh, tp dgn daging rusa). Daging pulen. Kami belah dgn menarik menggunakan sendok, daging mudah terbagi. Bumbu meresap ke lapisan daging.
Ayam goreng nusa, dimasak dgn cara sous vide, lalu digoreng selama 2 jam, dipugas dengan kremes dan daun kari. Disajikan dgn sambal terasi dan balado yg dipisah. Kedua sambalnya tidak pedas, utk terasinya cukup kuat meski tidak menyengat. Tekstur daging ayam pulen dan tidak berair dalamnya. Mudah dibelah dgn sendok. Lapisan kulit plus kremes jg mudah terpisah. Daging gurih.
Nasi menggunakan beras merah organik dari Kalimantan.
Sajian pembuka, Karabu Dendeng, menggunakan daging dr Bali yang diternak secara liar. Tingkat kematangan medium(-rare). Sajian ini meninggalkan kesan: dibilang dendeng tp kayak steak, dibilang steak tapi kayak dendeng. Utk ukuran daging lokal, dagingnya pulen, meski membelah dgn sendok butuh sedikit tambahan upaya.
Sajian penutup. Goyobot terdiri dari lapisan: cokelat daun suji, mousse alpukat, goyobot dan dipugas susu kental manis yang dibekukan. Dilengkapi dengan bolu ketan item, sagu mutiara, gelato gula merah, dan saus nangka. Ide sajian genial.
OVERALL
Sajiannya disesuaikan dgn lidah ekspat sehingga banyak rempah yg harusnya kuat menjadi tidak kuat. Resto ini tampaknya masih ragu utk menunjukkan kekuatan rempah Indonesia.
Meski pelayanan tergolong di atas rata-rata jika dibanding dgn resto fine dining lain (yang pernah kami coba), ketidakcekatannya membuat urutan menu kami jadi berantakan. Tp, krna para pekerja ramah semua, dan gestur melayaninya baik, kekurangan mereka tidak memberikan kesan negatif.